Pengkafiran Penghina Syari’at Islam

0 komentar

Dalam artikel Mengolok-Olok Syari'at dan Bahaya Mengolok-Olok Syari’at telah dijelaskan hukum dan (betapa) berbahaya mengolok-olok syari’at. Mencaci, menghina, mengolok-olok, atau merendahkan agama (ad-diin) dengan kalimat yang jelas adalah kufur akbar yang menyebabkan pelakunya murtad keluar dari agama. Baik ia serius atau sekedar main-main. Allah ta’ala berfirman:

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

"Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?'. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman" [QS. At-Taubah : 65-66].

Para ulama sepakat dalam hal ini.

Adab Bro....

0 komentar


Allah berfirman:
لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا
"Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)" [QS. An-Nuur : 63].
Melalui ayat ini, Allah telah mengkhususkan penyebutan Nabi dalam pembicaraan sehingga Allah melarang para shahabat (dan kita) memanggil beliau : 'Ya Muhammad, Ya Ahmad, Ya Abal-Qaasim' - sebagaimana panggilan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Hendaklah mereka memanggil beliau dengan : 'Ya Nabiyallah, Ya Rasulallah', karena Allah sendiri tidak memanggil beliau dalam Al-Qur'an hanya dengan namanya saja:

Hukum Asal Muslim

0 komentar


Ringkasan poin-poinnya adalah sebagai berikut:
1.    Asal seorang muslim adalah selamat dari celaan dan kefasikan
Asy-Syaikh Shaalih bin 'Abdil-Aziiz Aalusy-Syaikh hafidhahullah berkata:
الأصل في المسلم السلامة، ليس الأصل في المسلم الشك، ليس الأصل في المسلم ظن السوء الأصل في المسلم، ولو كان عنده ما لا ينبغي من الأعمال والأقوال؛ لكن الأصل فيه السلامة
"Asal seorang muslim adalah selamat. Asal seorang muslim bukan keragu-raguan, bukan pula prasangka jelek. Meskipun padanya terdapat beberapa perkataan dan perbuatan yang tak pantas, namun asal dari seorang muslim adalah selamat...." [Transkrip kaset Al-Wasathiyyah wal-I’tidaal].

Fitnah Nasab

1 komentar


Penjajahan Belanda memberikan pengaruh besar bagi bangsa Indonesia hingga struktur DNA-nya. Hampir 75 tahun bangsa kita merdeka dari mereka, namun peninggalan mereka belum juga binasa oleh jalannya roda zaman. Terutama, bagaimana mereka membangun strata sosial berbasis keturunan dan jabatan. Terbentuklah kemudian kalangan ndoro-ndoro yang biasanya petentang-petenteng, dan kawula alit yang punya kewajiban mengabdi melayani golongan pertama. Feodalisme. Sistem sosial yang menomorsekiankan prestasi dan produktivitas individu. Yang penting, situ anaknya siapa, keturunan siapa, dan jabatannya apa. Banyak fasilitas disediakan khusus untuk mereka dan ‘haram’ dicicipi kawula alit. Misalnya Eurospeesch Lagere School (ELS), sekolah setara SD yang diperuntukkan khusus bagi orang Belanda dan Eropa, serta pribumi golongan terpandang. Pribumi berduit kelas dua, disediakan Hollandsche Inlandsche School (HIS). Terakhir, pribumi rendahan kawulo alit di pedesaan - sekolahnya simbah saya dulu - Tweede Inlandsche School atau bahasa kerennya : Sekolah Ongko Loro, yang bisa melanjutkan ke sekolah rakyat atau Schakel School (dimana lulusannya setara dengan HIS). Ini adalah contoh kecil diskriminasi penerapan sistem feodalistik Belanda bagi bangsa Indonesia.

Proteksi

1 komentar


Syari'at Islam memerintahkan untuk takut (hakiki) hanya kepada Allah . Takut akan adzab-Nya apabila bermaksiat kepada-Nya, dan beriman bahwa segala hal di dunia ini terjadi dengan qadla dan qadar Allah. Spirit ini membuat kaum muslimin menjadi sosok-sosok pemberani, bukan pengecut, untuk menghadapi musuh-musuh Allah dan segala hal yang terjadi di dunia ini. Betapapun hebat bahaya yang mengancam di depan mata, jika Allah tidak menghendaki bahaya tersebut mengenai diri kita, tidak akan memudlaratkan kita. Sebaliknya. Betapa keras usaha kita untuk menghindar dari bahaya dan betapa jauh bahaya itu dari diri kita, apabila Allah menghendakinya mengenai diri kita, tidak bisa kita menghindar. Rasulullah bersabda: